Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Telinga Baru (Part2)

6 September 2010   02:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:25 37 0

Kembali pada zaman tsunami informasi, kembali lagi Tuhan siapkan bagi manusia untuk mitigasi bencana tsunami informasi. Mr. Rubino menyebutnya cangkang pendengaran, orang psikologi nyebut itu perhatian selektif. Terserah namanya apa. Paolo coelho dalam alkemis menulis, seringkali kita melihat apa yang ingin kita lihat, bukan yang sesungguhnya terjadi.. menurutku jadi kurang tepat, kita melihat dengan cara biasanya kita melihat segala sesuatu. Pengalaman membentuk kita melihat sesuatu dengan cara yang sama dengan orang2 disekitar kita melihatnya. Beberapa orang akan dikatakan, si ini memiliki sudut padang yang berbeda.. dia melihat dengan tidak umum, tidak biasa. Gara2 ini banyak buku2 terbit seperti mind set, sevent habit, black swan.., malcom gladwell juga menulis beberapa buku ttg ini. Dan embuh apa lagi yang tidak kuketahui dari deretan arus itu. Orang indonesia ada andreas harefa, edward de bono, mario teguh, ari ginanjar, maxwell, martin seligman, spencer jhonson dst mereka mencoba memperbaiki sudut pandang kita yang mirip orang biasa ini menuju pemahaman baru..menjadi orang biasa baru. Tetep jadi orang biasa sih tapi bahkan kita perlu makan meskipun nanti tetep makan lagi.. kita perlu mencuci baju meskipun nanti kotor lagi. Sensasi habis makan, seperti mesin yang butuh isi petrolium, pohon yg butuh karbon dioksida... berputar..sesalah apapun sudut pandang2 baru itu pada akhirnya kita perlu mengalaminya. Perlu mengalami masa sok rasional hingga kehilangan arah dan kembali bersama danah zohar menemukan spiritualitas..percaya lagi sama mitos, membaca lagi kitab2 budha..bernyanyi bersama annand krisna. Hoho,... bahkan meskipun dunia hanya permainan dan senda gurau ataupun sandiwara topeng konyol sekalipun..kita perlu terlibat dalam pertunjukan itu, mungkin dengan begitu kita benar2 akan merasakan mati setelah menjalani hidup yg bener2 hidup.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun