Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Tuangkan Dalam Tulisan

9 April 2011   02:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:59 75 1

Sudah lama diketahui bahwa menuangkan pikiran ke dalam tulisan manfaatnya sangat besar. Entah itu sebuah jurnal resmi atau buku harian, atau hanya ide acak di atas secarik kertas, tindakan menulis (atau mengetik) adalah cara yang sehat dan tidak berbahaya untuk memilah, memikirkan, merenungkan, atau mengungkapkan perasaanmu.
Pernah, waktu umur tiga belas tahun, saya marah kepada seorang yang saya tahu diam-diam membicarakan saya. Saya bermaksud menegurnya secara langsung ketika Ibu saya memberikan usul lain. Ia mengatakan, “Kenapa tidak kau tulis saja sepucuk surat dan kau maki-maki dia sepuas hatimu?” “Benar?” Tanya saya tidak percaya. “Tentu.” Jawab saya, “tapi jangan kau kirim. Tulislah semua perasaanmu lalu buang surat itu.” Ia ingat saat itu aku berpikir, “Ah, apa gunanya?” tapi aku setuju mencobanya.
Yang aneh adalah, ternyata ia benar! Tindakan sederhana menuangkan perasaan saya  ke dalam tulisan membuat hati saya lega–dan membuat saya bisa melupakannya, Bahkan ketika membuang surat itu ke tempat sampah, saya merasa jauh lebih baik. Tidak perlu mengambil langkah selanjutnya dan benar-benar mengirimnya; menuliskannya saja sudah cukup. Prinsip serupa berlaku bagi buku harian dan jurnal–tuangkan perasaanmu dan, anehnya kamu akan sering merasa lebih damai atau lebih utuh. Richard tidak tahu sepenuhnya mengapa bisa begitu–yang jelas itulah efeknya.
Dan ada penerapan lain yang lebih ampuh, yaitu, menuliskan perasaan positifmu. Yang dilakukan banyak orang adalah mempunyai “jurnal rasa syukur” yang terpusat pada hal-hal baik dalam hidupmu. Hal ini sangat membantu karena pikiranmu jadi terpusat pada aspek positif dalam hidup dan mengingatkan kamu bahwa, meskipun kadang sulit, masih ada banyak hal yang bisa kamu syukuri.
Dalam buku Don’t Sweat the Small Stuff…and it’s All Small Stuff, saya mengajukan saran sederhana untuk menulis sepucuk surat penuh perasaan seminggu sekali. Saya mengatakan bahwa tidak begitu penting kepada siapa surat itu ditujukan–yang penting adalah kamu menulis surat itu. Tujuannya adalah untuk memusatkan pikiran pada sesuatu yang benar-benar positif tentang orang itu dan membiarkannya mengetahui rasa terima kasih dan perasaan-perasaanmu yang lain. Kamu bisa menulis kepada seseorang yang kamu kenal–kerabat, teman, guru, atau tetangga–atau kepada seseorang yang tidak kamu kenal tetapi kamu kagumi atau hormati.
Tanggapan yang saya dapat dari para remaja ternyata sangat positif. Remaja dari seluruh penjuru dunia mengirim surat untuk memberitahukan betapa gagasan itu sangat membantu. (Bahkan banyak yang menulis surat pertama mereka untuk saya.) Banyak yang mengatakan bahwa cara itu mengeluarkan mereka dari suasana hati buruk; hampir semua mengatakan bahwa hal itu telah menjadi bagian hidup mereka yang sangat penting dan membuat mereka selalu merasa lebih baik. Tindakan menuangkan perasaan positif ke atas kertas dan mengirimkannya kepada seseorang telah membawa perbedaan yang sangat besar. Kalau kamu memikirkannya, coba lakukanlah. Kamu juga mungkin akan heran mengetahui betapa cara itu membuat perasaanmu jadi enak.




-Don’t Sweat the Small Stuff for Teens-

Wow tulisan diatas senada dengan postingan blog gue di Blue Blog yang judulnya “Talk About Things That You Like”. Dan menulis perasaan kita, itu menyenangkan, nanti guegoogling dulu ya, untuk cari penjelasan kenapa hal tersebut menyenangkan. Terbukti memang menuliskan perasaan kita dapat membuat suasana hati kita jadi lebih menyenangkan.

I love writing diary since I was 10. Meskipun masih berupa tulisan-tulisan nggak jelas dan anak kecil banget. Tapi sampai sekarang, hobi menulis Alhamdulillah masih ada di diri gue. Gue bahkan punya kebiasaan unik (bukan aneh), yaitu kalo gue sedang bete, kesel, atau perasaan-perasaan nggak enak lainnya, gue sering nulis tentang hal-hal mustahil yang gue pengenin, seperti punya Doraemon, bisa terbang, dll. Dan dalam sekejap, perasaan-perasaan nggak enak di diri gue itu ilang, karena gue sibuk memikirkan hal-hal yang gue suka.
Dan kalo zamannya Richard Carlson mungkin emang nulis surat, tapi tahun 2011, there’s a lot of things that we can do. Nggak usah menulis surat, mungkin menulis (baca: mengetik) e-mail juga bisa, kita bisa nulis blog, bikin notes di FaceBook, dll, tapi yang positif aja ya. Tapi yang paling sering adalah, update status. Pertanyaan ‘What’s on your mind?’ itu rancu banget. Jelas aja banyak orang akan langsung shareapa yang ada dipikiran mereka tanpa di saring terlebih dahulu, kan? Dan nah, kalo hatimu sedang galau, biasanya pada waktu-waktu kayak gitu kita akan nggak terkontrol dan tanpa pikir panjang langsung bilang ke seluruh dunia, lewat dunia maya, apa yang kita rasain, dan nggak jarang berujung gawat. Makanya, sebelum hal itu terjadi, ingat, kalo lagi galau, janganupdate status, nggak semua orang mau tau what’s on your mind atau what’s happening with you, daripada nanti di label nyampah sana followers kamu, lebih baik manfaatkan notedi HP untuk curhat abis-abisan, atau kalo karakter di note HPmu limited, kertas di buku tulis ato buku harian tentunya cukup untuk menampung uneg-unegmu. Dan percaya deh, galau di hati akan hilang setelahnya.
Cobalah, menyenangkan loh. :)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun