Pernyataan Mardani terlihat seperti sebuah plot twist, sebab selama ini FPI memiliki kedekatan dengan kubu Prabowo-Sandiaga, terutama PKS dan Gerindra. Bahkan Prabowo sendiri pun memiliki kedekatan dengan Imam Besar FPI Rizieq Shihab dan pernah mengunjunginya di Makkah.
Tetapi, dukungan FPI terhadap Prabowo-Sandiaga merupakan dukungan dengan kontrak politik, yaitu kontrak yang sesuai dengan kesepakatan Ijtima Ulama II. Mardani menyatakan hal ini seperti kontrak politik antara FPI dengan Anies Baswedan dan FPI sendiri tidak meminta imbalan apapun.
FPI menjadi terlihat hanya sebagai cheerleader dalam fenomena politik di Indonesia, terutama untuk mengkritik pemerintahan Joko Widodo yang menurut mereka zalim dan kemudian mereka mendukung Prabowo. Tetapi, apakah memang hanya sebatas pendukung? Atau mereka hanya digunakan sebagai legitimasi politik oleh kubu Prabowo-Sandiaga untuk memperoleh suara FPI dan para pendukungnya?Â