Kemarin di desa tempat saya tinggal, Pertamina menyalurkan minyak tanah bersubsidi untuk rakyat. Ribuan rakyat datang untuk mengantri membeli satu jeriken minyak tanah. Saya tidak tahu berapa jumlah liter maksimal yang bisa dibeli oleh seseorang. Namun yang membuat saya tertarik adalah fenomena mengantri seperti ini yang ternyata masih juga ada seperti cerita-cerita orang tua saya dan penjelasan-penjelasan pada buku sejarah tentang gambaran situasi kehidupan di Indonesia puluhan tahun yang lalu. Rakyat Indonesia masih saja bersedia mengantri demi kebutuhan pokok setelah hampir 70 tahun merdeka.