"Pak, semar dan gatotkaca ada?" tanyaku. Dengan sigap beliau mengambilkan wayang yang kumaksud. Setelah negosiasi harga, kuperoleh semar dan gatot kaca yang keduanya adalah tokoh pewayangan favoritku seharga Rp. 20.000,- saja, tentunya dengan sedikit bonus mendalang (Beliau jago juga mendalang). Senangnya melihat antusiasme para muridku tentang dua wayang yang kubawa masuk. Bertubi pertanyaan ingin tahu yang tak tertahankan terlontar dari mulut mungil mereka.
OK, untuk menuntaskan rasa penasaran mereka ku pilih si 'Otot Kawat Balung Wesi' untuk memamerkan keahlianku mendalang, seusai ceritaku mereka berebut untuk mencoba mendalang, tentu dengan gaya bahasa khas anak-anak. Leganya hatiku, setidaknya satu tokoh wayang telah mereka kenal, mengenalkan budaya negeri semenjak dini amat penting bukan???
Seusai sekolah aku pulang dengan membawa 'Gatot Kaca' untuk kumainkan didepan anakku sendiri....baru membuka pagar ayahku yang juga penggemar wayang menyambut kedatanganku sembari bertanya,"Beli dimana wayang Antasena ini?" "Lho ini Gatotkaca," ralatku. Lalu ayah mengajakku duduk dan memberitahu perbedaan gambar pada Gatotkaca dan Antasena.....aku hanya melongo dan sedetik kemudian mulai berfikir apa yang akan kukatakan pada muridku esok??? dan secepat kilat menuju laptop untuk mencari tahu informasi tentang si Antasena ini.........