Sepasang wisatawan asing berjalan dari bibir Pantai Jimbaran menuju ke arah gulungan ombak berasal , mereka tampak asik menikmati suasana, tidak ada yang menganggu, sementara mata para penjaga pantai berbekal teropong terus mengawasi setiap pengunjung terutama yang sedang bercengkrama dengan air laut.
Menceritakan Bali tentu tidak lepas dari pantai – pantai yang eksostis, seperti Kuta, Jimbaran, Tanjung Benoa dan lainnya, belum lagi indahnya alam di Kintamani, lokasi yang potensial itu telah banyak di buat menjadi album kenangan sampai ke seluruh ujung dunia, oleh – oleh yang di bawa akhirnya menjadi impian setiap insan untuk dapat menjejakkan kaki membuktikan bahwa ada rumah indah untuk para pecinta seni di Ubud, ada Pura Besakih di lereng gunung Agung yang menyimpan babad pulau dewata.
Upaya untuk terus menciptakan suasana sebagai pulau impian sudah menjadi kesepakatan bersama dari hati ke hati oleh masyarakatnya, kalau pun pernah ada gesekan – gesekan yang pernah terjadi tidak lain adalah ulah segelintir orang yang berpikir sempit dan biasanya memang datang dengan sentiment negatif.
Bali juga memiliki kekayaan agraris yang lumayan baik untuk di lestarikan, di Tegalalang , kita dapat melihat sistem pengairan / irigasi yang di buat layaknya ukiran, di desa sekitar gunung Batur Kintamani, banyak buah jeruk yang bisa di nikmati dan bisa menjadi buah tangan yang membanggakan, di Kintamani ini juga ada satwa yang populer seperti Anjing Kintamani yang memiliki ke khasan sendiri dan menyebar sampai ke manca negara., di Jembrana ada kesenian agraris yang mirip dengan karapan sapi di Madura, Makepung kesenian tradisonal ini sudah berkembang puluhan tahun yang lalu . Kesenian mirip olahraga yang menggunakan Kerbau dalam Makepung ini belakangan telah di perlombakan, Kerbau terbaik sepasangnya ada yang menawar sampai Rp 60.000.000.
Melirik potensi bisnis, Bali juga menjadi target yang fenomenal hampir semua hotel berbintang di Jakarta saja misalnya semua sudah memiliki cabang, mereka mengambil posisi – posisi strategis dengan pemandangan pantai seperti di Nusa dua dan Kuta, sebagai penunjangnya ada usaha yang menarik dan perlu di lirik untuk di kembangkan lebih professional, guide dan rental sepeda motor misalnya, penyewaan ini telah menjadi ikon di setiap destinasi wisata yang menggiurkan, harga yang di tawarkan mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 100.000 / hari tergantung nego dan jenis motor yang hendak di gunakan, kalau guide ada seorang rekan saya telah lebih dari 5 tahun berprofesi sebagai guide yang tidak terikat dengan perusahaan, setelah tamat dari perguruan tinggi di Jakarta, Bali menjadi sumber ia mencari pekerjaan yang sesuai dengan ilmu pariwisata yang di pelajari selama perkuliahaan.
Beberapa pemilik usaha penyewaan ini bahkan sudah ada yang memodifikasinya dengan penyangga untuk turis yang ingin membawa papan selancar. Walaupun para pemilik rental motor dan mobil rata – rata sudah bergabung dalam wadah organisasi tertentu, namun dalam hal kondisi serta kenyamanan kendaraan masih banyak yang harus di poles untuk menjadi lebih baik.
Beberapa peluang mendapatkan keuntungan ternyata juga di baca oleh pengusaha kuliner ; oleh – oleh khas Bali dan makanan sehari - hari, 3 lokasi rumah makan dari kelas berbeda, dari penglihatan dan hitung cepat saya saja mereka mampu mendapatkan omzet lebih dari Rp 10.000.000 / hari, makanan yang di sajikan rata – rata adalah masakan khas Bali dan nasional dengan harga berkisar Rp 10.000 sampai dengan 30.000 per porsinya.
Akhir – akhir ini kota Denpasar Bali dan sekitarnya sudah menjadi kota yang padat dan macet terutama di hari – hari libur, pembangunan yang tidak terkonsep baik menjadi penyebabnya, kita bisa melihat di sekitar jalan Kartika hotel dan tempat wisata belanja di bangun tanpa melihat lagi kondisi sebelum dan sesudah di bangun, saya sendiri telah mendengar banyak keluhan wisatawan dari Australia yang frustasi dengan kemacetan, coreng ini akan semakin bertambah jika pihak terkait tidak lekas bersikap, di pantai Kuta sampah – sampah kiriman dari Jawa (menurut penduduk ) juga menjadi pekerjaan rumah yang harus di selesaikan.
Potensi Bali sebagai Dream land harus di tangkap sebagai peluang oleh daerah / provinsi lain, Bali di hubungkan dengan tempat – tempat wisata lainnya di seluruh Indonesia, perlu di rancang lebih kreatif agar setelah menikmati Bali perjalanan bisa di sambung otomatis ke Sumatera misalnya dengan biaya awal di subsidi sebagian oleh pemerintah daerah tujuan sebagai promosi.