Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Pengalaman Ditipu Penjual Obat

11 Januari 2014   20:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:55 445 1

Saking asik menikmati gaya tukang jualan obat di seputaran Monas, yang menjanjikan akan membuat seutas tali yang kelihatannya terbuat dari bekas potongan karet ban dalam menjadi mahluk hidup (mungkin binatang).

Di hari libur panjang lalu kami sekeluarga mengunjungi tugu Monas yang ingin dilihat kerabat yang baru saja datang dari Riau, berencana ingin naik ke cawan paling atas bangunan ikonkota Jakarta itu akhirnya dibatalkan karena sudah tutup.  Sajian rakyat jalanan di kompleks Monas menjadi pilihan kami, ada dua yang menarik dan banyak penontonnya ke situ saya menuju. Letaknya ada di sebelah utara di situ sekelompok orang dibuai janji akan melihat pemenggalan tubuh manusia dan disebelah barat ada aksi yang dilengkapi beberapa ekor ular dengan berat kurang lebih 30 kg yang meliuk ke sana kemari, seorang bapak yang mengaku dari Banten mengiming – iming seutas tali / karet hitam akan berubah menjadi mahluk hidup setelah di mantrai dan di berikan air segelas.

Lebih dari setengah jam saya ‘terhipnotis’ olah kata yang keluar darinya, begitu juga para penonton, panggilan dari Handphone tidak saya pedulikan, hebatnya tidak ada satu juga penonton yang protes kenapa benda mati itu tidak kunjung berubah hidup, bersyukur karena keluarga kesal, mereka menjemput dan mengingatkan.

Dulu sewaktu masih remaja saya juga pernah di kerjai tukang obat, di masa itu ada beberapa jerawat yang tumbuh di muka, sekelompok orang di dekat pintu masuk terminal Blok-M , Jakarta Selatan mereka menarik setengah memaksa untuk melihat demonstrasi  membuat kulit putih dalam sekejap kilat, setelah selesai mereka memaksa saya membayar obat pemutih wajah itu supaya wajah hitam manis yang ada jerawatnya menajadi putih mulus dengan harga yang tidak terjangkau, karena tidak punya uang cukup saya menolaknya tetapi mereka memaksa dan berhasil menguras isi kantong.

Baru – baru ini modus penipuan juga terjadi kepada pengendara sepeda motor yang baru keluar dari SPBU, mereka menyetop pengendara dan mengatakan ingin melakukan survey dan memberikan hadiah, kira – kira begini penwaran mereka yang saya ingat, Maaf mengganggu kami dari PT ini…bapak baru isi bensin ya, berapa banyak ? setelah mendapat jawaban mereka berencana memberikan “perhiasan dengan harga yang ditaksir mereka sangat mahal”, ini hadiah dari kami tetapi sebelumnya bapak harus membeli perhiasan ini  (yang lain lagi) dengan harga jauh lebih murah dari perhiasan hadiah yang akan di berikan gratis namun tidak di ketahui apakah harganya benar – benar mahal, karena bukan emas.

Di Riau, Sumatera pernah pengendara motor melemparkan sebungkus kopi bermerek ternama ke halaman rumah orang tuaku, di bungkus kopi itu ditempelkan secarik kertas bertuliskan hadiah mobil, orang tua yang penasaran meminta saya membaca tulisan yang ada stempel dan tanda tangan pejabat pemerintah, kata orang tua coba telpon saja siapa tau rejeki, iya nanti saya hubungi, sambil berjalan saya membuang kertas itu lalu  menyeduh  dan menikmati rasa kopi gratisan , ini baru rejeki kataku.

Merdeka !

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun