oleh Rahmat Ansyarif (Aan Berdarah)
"Beberapa puisi dalam antologi tersebut berbicara tentang dunia yang sesungguhnya bukan dunia yang mereka hadapi sekarang. Akan tetapi dunia masa lalu, bahkan dunia khayalan atau imajinasi mereka tentang masa yang akan datang. Hebatnya, para sastrawan seakan berlagak seperti juru ramal, mereka tidak hidup pada masa lalu, tetapi mereka bisa bercerita tentang masa lalu"
Musfeptial Musa (Peneliti Bahasa dan Sastra Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat)
KEMBALI KE ARTIKEL