Mohon tunggu...
KOMENTAR
Financial

Saham PGAS: Unrealized Loss Vs Risiko Investasi

14 Mei 2021   10:15 Diperbarui: 16 Mei 2021   09:34 671 1
Bayangkan anda membeli saham harga Rp6000.
Lalu saham ini sempat turun ke 605 pada saat crash Maret 2020.
Saat ini harga saham ini di 1215. Kerugian yang mencapai 80%.

Tentu saham ini anda duga sebagai saham gorengan yang kinerjanya tidak jelas.

Faktanya, saham ini adalah salah satu perusahaan BUMN besar yang secara operasional selalu untung triliunan rupiah. (Hanya di tahun 2020 rugi akibat kalah di pengadilan dalam kasus salah itung beban pajak).

Mungkin ada yg bilang: gejolak harga adalah hal yang wajar dalam investasi saham, karena itu investasi saham harus jangka panjang. Karena itu investor saham harus analisa fundamental dengan baik dan siap melakukan average down bila harga saham mengalami koreksi signifikan.

Lagi2, puncak harga saham 6.000 itu terjadi di Mei 2013 dan Desember 2014, sehingga bila anda melakukan average down, setelah 7 tahun anda masih mengalami kerugian besar.

Saham tersebut adalah saham Perusahaan Gas Negara (PGAS). Dan ini bukan hanya kasus khusus saham PGAS. Hal yang sama terjadi pada saham2 unggulan seperti AALI, ASII, BBNI, BBTN, HMSP, INTP, LSIP, PTBA, PTPP, SMGR, UNTR, UNVR, dan WSKT dengan koreksi harga antara 45%-75%.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun