Kenapa kode yang kau kirimkan, membuat nalarku semakin kalut membaca maksudmu
Bukankah lebih sederhana jika diucapkan?
Marahmu yang mana yang ingin kau tunjukkan
Sedihmu yang mana yang sedang kau sisipkan sampai mata ini menangis tanpa sadar
Ayolah,
Bukankah lebih baik jika kita sepaham?
Aku ini hanya seorang anak siaga yang tak pandai bermain morse
Aku masih ingat hangatnya jari-jarimu yang mengisi ruang kosong diantara jari-jariku semalam lewat mimpi
Jelas berbeda dengan tangan pucatku yang dingin
Nafasmu hangat, pelan-pelan menaikkan suhu tubuhku dan balok es yang mengelilinginya
Tapi bisakah kau hidupkan kembali yang sudah lama mati?
Medan, 15 Januari 2021