tanpa menyisakan gerimis di atas atap
bahkan tanpa menyisakan bisikan pada angin senja.
Tidak boleh ada yang menghalangiku kali ini.
Aku akan duduk menggunakan pelana di atas punggung ular kayu
lalu dia akan meliuk-liuk
dengan lembut tapi perkasa
menempuh lautan dan daratan untuk menuju ke kotamu.
Aku berdoa agar hujan bisa seketika reda di sana
cukup menyisakan banjir yang mengepung kotamu seperti biasa.
Banjir di jalan-jalan protokol
banjir di taman-teman kota
banjir di stasiun berita
banjir di pusat perbelanjaan
banjir di bandar udara
banjir di halaman rumahmu.
Ya,
Banjir bisa menyamarkan kedatanganku
agar tahu-tahu kita sudah bertemu untuk menuntaskan rindu.
Kamu yang memilih menu kali ini.
Aku tahu sebuah cafe bernuansa vintage di sana
di mana doaku tidak berlaku
di antara hujan yang tidak kunjung reda
dan kita yang tetap remaja.