seperti karet
mungkin kita tidak akan didera sesal
karena ada perjumpaan yang terlalu singkat
karena belum mengenal seseorang lebih dalam
atau karena belum sempat menunaikan sebuah janji.
Seandainya saja waktu bisa diputar kembali
seperti piringan hitam
mungkin kita tidak akan dihampiri sedih
karena membiarkan kesempatan terlewat begitu saja
atau karena orang yang kita sayangi telah pergi
entah kapan akan kembali.
Seandainya saja waktu bisa kita lipat, kita pelintir,
kita gelembungkan, kita aduk,
kita tampung dalam baskom-baskom besar,
mungkin kita akan terhindar dari banyak penderitaan.
Atau mungkin juga tidak.
Lihatlah
waktu yang berjalan lurus dan tulus saja
kerap membawa sedih dan sesal dalam hidup.
Bagaimana jika waktu jadi penuh muslihat dan manipulatif
seperti kita, manusia?
Bukankah katastropik yang akan terjadi?
Seandainya saja ...