Sejenak layar-layar tertutup
dan payung-payung terbuka.
Dari langit
mereka nampak seperti barisan cendawan
yang bergerak teratur mengikuti pola zebra cross
berhenti dan melaju sesuai irama lampu merah hijau kuning di sudut-sudut perempatan.
Untuk sesaat
semesta seperti ingin menyiram peradaban yang terlalu panas.
Denyut metropolitan tidak akan berhenti
hanya karena hujan yang tumpah dari langit.
Tapi kita sama-sama tahu
metropolitan sudah lama kehilangan jiwanya.
Seluruh kehidupannya sepenuhnya digerakkan oleh algoritma
yang rigid dan gersang.
Jantungnya digantikan clock super komputer
pembuluh darahnya digantikan bandwith
dan neuronnya digantikan modulator demodulator.
Hujan berhenti.
Payung-payung tertutup
dan layar-layar terbuka.
Lihat, algoritma kembali menunjukkan kuasanya.
Mungkinkah metropolitan menemukan kembali jiwanya?