bukan karena hujan yang turun semakin deras
yang menghapus jarak pandang
meluapkan air dari selokan ke jalanan
dan meniupkan kenangan demi kenangan
sehingga kaki enggan melangkah.
Aku hanya belum selesai mengumpulkan
keping demi keping keberanian
dan menyusunnya jadi jari telunjuk yang utuh
untuk mengetuk pintu rumah.
Kelak
Jika keping-keping itu sudah utuh
mungkin aku hanya perlu menunggu hujan reda.
Atau mungkin juga aku masih harus mengumpulkan
keping demi keping keberanian lainnya
untuk menyusunnya jadi payung yang utuh.