Menua bersama peradaban
dimakan oleh tubuhnya sendiri
duduk di atas kursi malas
dan terbatuk-batuk di ujung pagi?
Atau jangan-jangan waktu hanyalah ilusi
yang kita ciptakan dari ketakutan
akan kefanaan
akan hal-hal yang belum terjangkau pikiran
akan peradaban yang tidak ingin kita tinggalkan?
Mungkin kita bisa menemukan jawabannya
pada keping cahaya
yang terbentuk saat mata kita terbuka di batas mimpi dan sadar.
Saat itu kita bisa melihat waktu bertumbuh
dan diri kita juga bertumbuh.
Jadi ya,
mungkin saja waktu menjadi renta
mungkin saja saat ini dia memandangi cucu-cucu
yang sedang bermain di halaman semesta
cucu yang akan membesarkan peradaban berikutnya.