Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi: Cuti 6 Bulan

23 Juni 2022   19:43 Diperbarui: 23 Juni 2022   21:00 495 45
Bulir keringat merembes dari pori-pori
tidak masuk kembali
pun enggan jatuh ke kaki
seolah setiap bulir adalah tetes terakhir
tanda perlawanan
terhadap pemilik-pemilik pabrik
yang menghadiri pesta koktail
perkawinan oportunis dan kapitalis.

Buruh perempuan itu
menghapus seluruh peluh di dahi dalam sekali seka
lalu duduk sejenak sembari memegangi perutnya
mencuri waktu
sebelum teriakan mandor terdengar dari balik conveyor.

Dia teringat kembali obrolan beberapa kawan pagi tadi
lalu menengadah seolah bisa menerawang waktu
menembus atap-atap pabrik.
Cuti melahirkan 6 bulan!

Entahlah ...

Apa ini berita gembira
atau malah awal prahara? 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun