jemarinya yang menghitam karena acap dikecup matahari
menari lincah di antara senar E, B dan G
gitar bolong peninggalan almarhum ayah.
Sesekali matanya setengah tertutup
atau mungkin setengah terbuka
entahlah
yang jelas
dia begitu menikmati melodi lagu pemungkas pertunjukkan senja itu.
Dia begitu bahagia
bukan karena regulasi anyar telah berpihak pada musisi
persetan dengan itu!
Pun dia tidak peduli
kalau melodi yang lahir dari naluri dan sinar matahari itu
akan dicuri dan dikomersialkan orang lain tanpa permisi.
Sebentar lagi matahari koprol ke ujung barat.
Baginya
dompet yang penuh terisi oleh rupiah pengunjung yang bersimpati
lebih nikmat dari royalti mana pun.