badai singgah sejenak
seperti kawan lama yang bertandang ke rumah kerabat.
Beranda sedang sepi
jadi dicarinya tuan rumah di dalam rumah.
Di sudut kamar
mereka sedang meniti hening
pada bulir-bulir rosario
dan bulir-bulir air mata
dari mata yang terpejam.
Ah,
padahal dia berharap
suguhan ubi rebus dan kopi hitam yang mengepul.
Sesaat setelah melanjutkan perjalanan yang tertunda
sayup-sayup
denting Sasando memecah sepi.