Terik, karbonmonoksida dan kerasnya hidup
membuat wajah polosnya penuh kerutan
dan rok putihnya berwarna kelabu.
"Jeruknya, Om, Tante?" pintanya di antara antrian kendaraan.
Yang lebih sering menyahut adalah aroma bensin dan solar dari tangki yang terbuka.
Tapi dia tidak lelah mencoba
jeruk demi jeruk harus ditukar dengan masa kini
syukur-syukur ada yang tersisa untuk masa depan.
Tanpa mengucapkan dia meyakini
hidup pun punya titik nol yang harus diisi sesuatu agar terus bergerak
asa misalnya.