Kami hanyalah kegaduhan tanpa makna di bawah matahari yang kian menua. Tak kamu dengarkan pun tak apa. Kalau pun mendengarkan tak perlu menyimak, karena semakin menyimak, kamu akan semakin kehilangan makna.
Masih mending selesaikan pekerjaan yang dikejar tenggat waktu, berselancar di media sosial atau nontonlah talkshow, mungkin bisa membuat menit-menitmu lebih berharga.
Oh ya, bicara harga, kami juga punya harga.
Apa ada orang yang berani membayar untuk sebuah kegaduhan tanpa makna?
Tentu saja. Selama masyarakat tak punya buku tapi punya telinga, kami selalu punya harga. Tapi harga kami bukan rupiah. Harga kami adalah waktu.
Kami dibayar menggunakan masa depan. Tertarik mempekerjakan kami?