karena didera udara dari mesin pendingin ruangan
juga ditinggalkan tamu yang biasanya berdesak-desakan.
Tapi dia hanya bisa memandang pilu
pada nasabah yang masuk satu-satu
yang ingin mentraksaksikan harapan
yang akan membubuhkan tanda tangan pada lembar akad kredit
yang sedang berjuang melawan selulit
yang sedang memikul kemelut hidup di pundaknya
sampai yang tak mau menerima infra red thermal gun di tengah kepalanya.
Dia hanya bisa jadi saksi peristiwa
tak bisa berkata-kata.
Mungkin saat ini dia sedang berdoa
meminta pada dewa
agar tamu-tamu berdesakan seperti dahulu kala
agar dia tidak kedinginan
tidak merasa lagi kesepian.