mencari tahu mana yang terkuat di antara mereka
dengan sekuat tenaga mereka pun saling tubruk
membenturkan diri
menabrak
menerjang satu sama lain.
Lalu batu-batu mulai kelelahan
mulai retak dan pecah di sana-sini
padahal mereka baru beradu dua bulan lamanya
dan entah masih berapa lama lagi arena dibuka.
Kepala-kepala yang menonton dari luar arena
membuat venue untuk karantina ribuan batu yang terluka
wisma atlit
gedung sekolah
balai desa
bahkan rumah hantu.
Tetapi arena tidak pernah sepi
selalu ada batu-batu sebesar kepala yang datang mengisi
dan ingin beradu
mencari tahu mana yang terkuat di antara mereka.
Venue nyaris penuh
dan kita tidak tahu
masih berapa lama lagi arena dibuka.