Dengan goresan pena, aku menghadirkanmu pada kertas beraroma
jasmin, di antara frase penuh sanjung yang enggan menuju jeda. Pada setiap liuk pena yang menorehkan kata-kata asmara, kamu tersenyum seperti pagi yang tersenyum pada matahari karena tahu matahari membalas cintanya dengan tulus sampai uap embun terakhir. Pada ujung-ujung syair yang membersitkan harapan, kamu menatap hangat, seperti kapten yang menatap dermaga di ujung samudra tempat kapal akan dilabuhkan.
KEMBALI KE ARTIKEL