karena waktu hanya lembaran-lembaran kanvas kosong
yang menanti sentuhan kuas oleh tangan-tangan peradaban
seperti layar perahu menanti angin.
Seringkali kita gundah mengarahkan kemudi
karena kabut menghalangi
kita takut pada rupa ketidakpastian
dan kecewa karena tak menemukan kebenaran
lalu memutar perahu menjauh.
Padahal kebenaran hanya akan ditemukan di balik kabut
entah itu manis atau perih.
Kita tidak akan menemukan keniscayaan pada masa depan
tugas kita adalah memberi warna pada kanvas waktu kita
seperti matahari memberi jiwa pada bumi
dan jiwa yang memberi warna pada kehidupan.