yang pernah kita nyanyikan syahdu
di garis batas buih ombak dan pasir abu-abu
horizon sedang menghiasi diri dengan pelangi saat itu
lalu romansa sehari ditutup dengan senja yang hadir malu-malu.
Tidak ingatkah kamu, Sayang? Jaket hitamku dan sepatu birumu
lampu kota yang temaram mengantar kita pada kedai itu
pelabuhan terakhir tempat kusauhkan kapal jiwaku
pada cincin yang pantulkan cahaya matamu
lalu jawaban itu terucap merdu.
Ah, aku tidak ingin mengutuk masa lalu
sampai yang kutakutkan datang seperti hantu
kamu nyanyikan lagu cinta itu dengan sepenuh kalbu
kali ini bukan denganku, tapi dengannya pendamping hidupmu.