Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi | Kanvas Langit

28 Maret 2017   20:08 Diperbarui: 28 Maret 2017   20:12 1227 5
Aku tidak butuh kuas, cat dan kanvas
juga lembah hijau penuh Krisan dan Anyelir
atau danau mungil dan angsa-angsa kasmaran

Langit adalah kanvasku
awan-awan, petir dan purnama adalah kuasku
batin dan peperangan di dalamnya adalah panoramaku
aku pelukis langit.

Aku membentuk awan-awan seperti butiran pasir
memahat halilintar seperti seniman ukir
dan menghiasinya dengan bintang-bintang, gerimis dan hujan
lukisanku sempurna dalam diam dan hening malam
lukisanku sempurna dalam semarak dan gempita siang

Lalu gadis bumi berambut merah senja membuatku jatuh cinta
dia melukis dengan kanvas, cat dan kuas
kemudian mengembuskan cerita dan mimpi ke dalam lukisannya

Aku akan membawanya meninggalkan kefanaan
menuju Ephamus, kota di atas awan
dan kuajari melukis langit dengan ketulusan.

Tapi mahatari pagi ini datang terlalu cepat
membuyarkan mimpi menjadi kenyataan
meluruhkan manis ke dalam pahit.

Kanvas langitku akan segera jadi gulungan sejarah
disegel oleh kutuk
dibenamkan oleh dimensi
ke tempat terdalam yang hanya bisa dibuka pertumpahan darah.

---

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun