Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Laut dan Penantian

1 Oktober 2016   16:20 Diperbarui: 1 Oktober 2016   16:25 201 6
Hujan kembali mengguyur pasir dan laut. Dari depan pondok beratap rumbia yang biasa digunakan untuk menjemur pukat, Is melambai-lambaikan tangannya ke arah laut. Rambut kemerahannya mulai basah oleh tetesan hujan, tetapi dia tidak peduli. Dia berharap Asrul, suaminya, melihat isyaratnya dan segera pulang karena sepertinya badai akan datang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun