Di atas pelangi ini kamu pernah bercerita tentang jejak-jejak masa lalu. Sebagian mimpi sebagian lagi obsesi.
Suatu hari nanti aku akan melukis pelangi di dinding kamar anak-anakku, katamu. Waktu itu di balik daster, perutmu sedang menyembunyikan kehidupan seumur jagung. Aku adalah pria yang tidak bisa berbohong. Aku pun menyampaikan harapanku. Sebuah harapan terlarang. Kamu menertawaiku lalu melipat harapan itu jadi origami pesawat terbang, dan melemparkannya pada angin yang melintas.
KEMBALI KE ARTIKEL