tercium aroma khas tanah selepas hujan
kutaruh kelopak-kelopak bunga yang terpisah
kulantunkan doa rindu untukmu
rindu yang mungkin tak pernah kudapat jawabnya
teringat tadi pagi
tatapanmu yang kosong
tampak lelah saat kucium keningmu
dan malam sebelumnya
kubahagia bisa menemanimu
sepanjang malam,
meski tak banyak yang sempat terungkap,
aku tahu, ada banyak yang tersirat.
ah, maafkan aku yang tak sempat memperlihatkan
gambar-gambar pernikahanku padamu
dan aku tak berhak menyatakan sedihku
karena kamu tak menyaksikan hari bahagiaku,
hari bahagia yang tak sepenuhnya bahagia.
karena tak ada kamu, tak ada senyum dan gambarmu di hari itu.
tak apalah, mungkin takdir tak berpihak pada kita.
tapi terimakasih tak terhingga,
Terimakasih telah menjadi Pria yang Luar biasa Hebat,
yang telah mengntarkanku pada bahagia ini,
telah memberikan segala yang terbaik,
telah mengorbankan jiwa dan raga,
untukku,
putri bungsumu.
Rindu dan do'a menyertaimu Bapak,
Biar Tuhan memelukmu di Surga
Aku beranjak bangkit,
Pria disampingku memelukku
dan tak henti mencium keningku,
atau sekedar mengusap-usap
kepalaku yang terhalang kerudung.
"Bapak, Aku pergi, Aku akan sering menengokmu
Percayalah putri bungsumu akan baik-baik saja,
Percayakan pada pria ini, suamiku,
dan biarkan do'aku tetp mengalun untukmu"
#Mengenang Bapak, 1409