Hari ini sedih sekali rasanya ketika membaca Koran Kompas “Penggerak Pembangun Desa Kini Terlantar”. Kabarnya mereka hampir lima bulan tidak mendapat uang saku, menunggu gaji tanpa kepastian. Hal yang lebih naas adalah salah satu penggerak asal Aceh bernama Subhan meninggal dunia. Subhan tidak memiliki uang lagi untuk mengobati penyakit paru-parunya. Jikalau uang yang seharusnya diterima sekitar Rp3,9 juta digelontorkan pemerintah tepat waktu, mungkin dia memiliki nafas lebih panjang. Subhan merupakan satu dari dua puluh depalan peserta program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP-3) yang ditugaskan di Maluku. Sisa penggerak desa yang tak meninggal tentu bernasib miris sedang kesulitan memenuhi kebutuhan hidup yang tak murah di Maluku sana.