Menterinya Presiden Joko Widodo membuat heboh kembali. Kali ini Hanif Dhakiri, Menteri Tenaga kerja melompati pagar ketika melakukan inspeksi mendadak di sebuah perusahaan pengerah jasa tenaga kerja di kawasan Tebet, Jakarta Selatan (5/11/2014). Setelah berhasil masuk, ia mengecek fasilitas tempat penampungan tenaga kerja para perempuan tersebut. Hasilnya? Kondisi penampungan tersebut dinilai tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Aksi melompat sang menteri langsung menjadi sorotan publik, sebagian orang memuji dan sebagian lagi menyatakan hanya pencitraan saja. Bagi saya, tindakan tersebut merupakan pencitraan jika hanya sebatas lombat-melompat saja tanpa melakukan langkah selanjutnya. Bukankah setinggi-tingginya tupai melompat akan jatuh juga. Apa yang dilakukan menteri tersebut tentu tidaklah cukup, masih begitu banyak kisah pilu dari para Tenaga Kerja Indonesia (TKI), khususnya pekerja perempuan yang luput dari perhatian pemerintah. Pekerja Perempuan banyak sekali yang menjadi korban trafficking, tak digaji, disiksa majikan hingga terjerat hukuman mati. Menteri Tenaga Kerja harus memperbaiki nasib TKI yang katanya menjadi pahlawan devisa. Menteri Tenaga Kerja bertanggung jawab untuk lebih memperhatikan segala hal yang berkaitan dengan nasib para TKI. Bagaimana mungkin disebut “Pahlawan Devisa”, sementara mereka tidak diperhatikan secara maksimal oleh pemerintah.