Dentum tifa nyaring terdengar. Suara nyanyian dalam bahasa Asmat menembus ribuan orang yang memadati lapangan Yos Sudarso, Agats. Di lapangan, tampak Bapak dan Ibu penari menggerakkan kaki, tangan dan badan mengikuti iringan tifa dan nyanyian yang dilantunkan dari atas panggung utama. Sedangkan di samping kiri dan kanan panggung utama didirikan dua rumah berbahan daun sagu (bevak) sebagai tempat meletakkan hasil karya ukir para pengukir (wow ipits) dan anyaman Mama-Mama Asmat.
KEMBALI KE ARTIKEL