Malam itu, malam tanggal 16 bulan yang sama Agustus ke delapan dalam tahun seribu sembilan ratus lebih sudah lama; Sjahrir tidak bisa tidur setelah ketukan di pintunya--kabar penuh getar: besok kita akan merdeka. Ia hanya tersenyum penuh gemilang girang duduk menghadap meja dengan daun jendela kayu yang terbuka: memandang langit tingkat pertama. Bersyukur dan memohon. Berharap sekaligus takut.
KEMBALI KE ARTIKEL