Sangat-sangat lemah alasan La Nyalla terkait tuduhannya tersebut. Kenapa? karena La Nyalla lupa apa yang sudah dia dan (K)PSSI lakukan terhadap klub kebanggaan warga Surabaya tersebut. Tak akan ada asap jika tidak ada api. Tak akan ada reaksi jika tak ada aksi. Dan tak akan ada protes dari para bonek jika tidak ada kesewenang-wenangan terhadap klub kesayangannya.
Kalaupun seandainya cuma alasan sejarah penghapusan Persebaya dari dunia persepakbolaan Indonesia, sudah cukup bagi bonek sebagai alasan untuk menentang La Nyalla cs. Apalagi selama ini keputusan terhadap dualisme klub Persebaya selalu dimenangkan pihak La Nyalla cs tanpa ada proses yang jelas. Tau-tau setelah PSSI dikuasai KPSI, Persebaya 1927 langsung divonis sebagai klub Ilegal. Aneh bin ajaib. Kok bisa, padahal sebelumnya jelas-jelas PSSI mengakui Persebaya 1927 sebagai klub legal dan diakui.
Lalu, kini muncul penggiringan opini bahwa perseteruan Persebaya seolah sebagai perseteruan LNM vs SIM. Ok lah, mungkin mereka memang punya masalah pribadi (yang kita tidak tau), tapi kalau masalah Persebaya yang dilenyapkan oleh KPSI sebagai masalah perseteruan LNM vs SIM, sangat jauh dari logika "orang waras".
Ibaratnya, kita sudah merasa "didzalimi" lalu kita protes, apakah hal itu tidak wajar? kenapa harus bawa-bawa orang lain sebagai "biang kerok" untuk menutupi "pendzaliman" (K)PSSI terhadap klub Persebaya 1927?
Secara tidak langsung, jika kisruh Persebaya diarahkan ke pertikaian LNM vs SIM maka putusan dilenyapkannya Persebaya 1927 jelas-jelas bukan didasarkan benar atau salah tapi atas dasar "like or dislike" LNM terhadap SIM. Sebuah keputusan subjective yang tidak patut dihasilkan dari sebuah federasi yang katanya "on the track".
Salam Olahraga
Wassalam