Di antara hitam pekat
yang mengetuk kantuk setiap waktunya,
ada aku yang masih mendamba.
Di antara sepi
yang menenggelamkan tawa setiap menitnya,
ada aku yang rela tertekan menantinya.
Dan lihatlah langit menangis sejadinya,
bahwa rindu tak bisa diatasi dengan kata-kata,
serupa takdir dengan putaran masing-masingnya.
Pemalang, 13 Desember 2024
(A.A)