Aku rasa: kau akan hadir pada suatu saat aku tak memanggilnya, seperti biasanya ketika cemas membiak isi kepala penat mengombak. Hendak air itu percayamu, laut itu sabarku.
Pintu sengaja terbuka untukmu tanpa ketuk sekalipun kau kuterima dengan sopan santun. Tapi jangan kau letakan batu api yang membuatku sembap tak berfungsi, sebab berat beban hidup masih mampu kutahan, tapi tidak luka hebat yang sengaja kau ciptakan.
Aku rasa: kau akan hadir pada suatu saat aku tak memanggilnya, seperti biasanya ketika kesepian terbahak melihat pujangga menunggu puan yang tak kunjung tiba. Hendak nyala lampu tak lebih dari cinta, malam itu gelap pertemuan tertunda.
Barangkali bayanganmu lebih menyentuh tubuh, dibanding mengingat seusai dua manusia saling luluh. Doa lekat lebih mujarab, menusuk pedih atas tangis sembab.
Pemalang, 23 Oktober 2024