Ada yang senantiasa menanti hadir seseorang di balik meja angkringan di tepi jalan.
Dilambaikannya mata oleh angan menelusuri lorong igauan, sampai mana batas tak kunjung ditemukan.
Ia sendiri dengan segenap luka tertuang di gelas jahe kenangan, yang mengepul melipatgandakan kecemasan---apa akan begini sampai kepulangan?
Sementara sepi ikut serta menghampiri dengan tanpa permisi menolak kendati meski usai disuruh pergi.
Kau yang di sana: apa tak ada perihal tanya mengapa rindu diciptakan? Seperti apa sabar yang dirasakan dalam penantian?
Kesekian kalinya pada punggung meja angkringan tepi jalan, ada yang tetap setia menunggu dengan tanpa kepastian meski berulang kali dipeluk kesendirian.
Pemalang, 21 Oktober 2024