Oleh: A.A
Dari dirimu, aku belajar memahami bahwa jalanan tak selalu mulus, perihal prihatin menuju tulus seringkali dihalangi yang modus. Sebab cinta tak selalu dirayakan dengan meriah, melulu kembang api mewah. Barangkali serupa wujud diri berkembang lebih baik lagi harus gigih melewati rintangan, situasi yang tidak memungkinkan, oleh-oleh adalah merelakan keadaan.
Denganmu aku menemukan cara kerja otak dan hati, bahwasanya belukarnya lebih ngeri, bisa menjadi nyeri. Sebab cinta tak selalu berujung manis, seringkali menjelma hujan lebat atau gerimis. Menyuburkan yang hancur, menghijaukan yang terlanjur, tapi tidak menumbuhkan kita yang tak lagi sejalur.
Pemalang, 1 Oktober 2024