Oleh: A.A
Pria itu tengah sibuk
Menyetrika kacaunya yang lusuh dan menumpuk
Melipat rapikan kegelisahan
Tanpa secangkir kesenangan
Tak ada sebatang kali ini
Diisap dan dinikmati kecuali udara cemas yang kembali
Gelisah genit merayu
Terpontang-panting faalmu
Kuku jari merupa juang
Yang tak bisa ditebang
Bukan karena tak bisa
Memang tak sepantasnya
Perjalanan hidup memang begini
Kadang suka, bahagia, kecewa, dan tersakiti
Di bumi yang tak renta
Segala yang terjadi harus kau terima
Pria itu tetap sibuk
Menyetrika kacaunya yang lusuh dan menumpuk
Merapikan gelak tangis dan tawa
Hingga akhir waktu usia tiba
Pemalang, 26 September 2024