"Apa yang sedang kaurefleksikan, Nak ?" tiba-tiba Guru menghampiriku. "Nyanyian Pujian Zakharia, Guru," jawabku kepadaNya, "sebuah kidung yang menurutku menggambarkan rasa syukurnya setelah terlepas dari 'hukuman' bisu karena keraguannya terhadap Firman Allah melalui Malaikat Gabriel sekitar sembilan bulan yang lalu. Akupun teringat akan tawa keraguan Ibu Sarah, Istri Bapa Abraham, di saat Malaikat Tuhan menyatakan bahwa dia akan mengandung." Kulihat Guru mengangguk-anggukkan kepalaNya seraya berujar lagi, "Jawabanmu itu ada benarnya, Nak, namun ada makna yang lebih dalam, yang terselip di antara untaian kata pada kidung itu."
KEMBALI KE ARTIKEL