Bagiku, salah satu momen paling menyentuh dalam Narasi Natal Tuhan dan, tentu saja, dalam kehidupan Maria adalah perjalanannya menemui Elisabeth, kakak sepupunya, yang juga hamil secara ajaib. Maria tahu bahwa perjalanan yang akan ditempuhnya itu bukanlah perjalanan mudah. Itu akan menjadi perjalanan yang panjang, berat, melelahkan dan berbahaya. Apalagi dia sedang hamil muda ! Maria akan menempuh perjalanan berjarak kira-kira 100 mil atau 160 kilometer dari Nazaret ke Ein Karim, desa yang namanya berarti ‘musim semi di kebun anggur’. Mereka juga akan mendaki dari ketinggian 1.138 kaki atau 341 meter di atas permukaan laut di Nazaret menuju Ein Karim yang berada di ketinggian 2.474 kaki atau 742 meter di atas permukaan laut. Artinya pendakian akan menempuh ketinggian lebih dari 400 meter ! Lagipula jalan yang akan dilewati adalah jalur tanah yang berliku-liku di wilayah pegunungan. Jalur seperti ini adalah tempat favorit bagi para penyamun yang siaga menyasar orang-orang yang melewati jalur itu. Namun, Maria tetap bertekad melakukan perjalanan itu. Maria merasa aman melakukan perjalanan itu dalam perlindungan Tuhan dan penjagaan Yusuf, sang suami dikaios itu, yang bertekad senantiasa melindungi Maria dan Janin Kudus di dalam rahimnya di sepanjang perjalanan itu.
KEMBALI KE ARTIKEL