Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

'Holiday Blues', Pengacau Liburan : Sederet Penyebab

14 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 14 Desember 2024   17:38 12 0
Mengapa bisa muncul 'holiday blues' atau 'depresi liburan', munculnya perasaan sedih, terisolasi, rendahnya energi atau motivasi, atau perasaan negatif lainnya selama masa-masa liburan yang seharusnya menyenangkan dan membahagiakan ? Inilah beberapa penyebab yang mungkin :

  • Stres. Masalah finansial berupa 'pemaksaan diri' untuk mengeluarkan lebih banyak uang bisa menyebabkan stres. Pengeluaran yang lebih banyak itu digunakan untuk berbelanja, mentraktir keluarga dan teman, mempersiapkan jamuan makan malam, hingga membeli hadiah bagi orang-orang terdekat. Apalagi kalau pengeluaran ekstra ini menyebabkan Anda terpaksa berutang. Padatnya acara-acara sosial saat liburan, dengan relasi dan komunikasi yang begitu 'crowded', juga memicu stres pada orang tertentu.
  • Harapan yang tidak realistis. Karena masa liburan adalah saat-saat istimewa, Anda mungkin mencoba mendapatkan liburan yang sempurna. Sekiranya Anda tidak berhasil mendapatkannya, dapat muncul berbagai perasaan negatif.
  • Kelelahan. Banyaknya tugas dan kewajiban yang mungkin harus Anda jalankan selama liburan ditambah dengan seabreg kegiatan yang menguras energi tentu sangat mungkin menyebabkan Anda kelelahan, baik fisik maupun psikis.
  • Terpisah dan kesepian. Mungkin kali ini Anda berlibur bersama orang-orang lain, 'meninggalkan' keluarga dan teman-teman. Bukannya menikmati, Anda malah merasa 'kehilangan' sementara orang-orang terdekat. Anda merasa terpisah dan kesepian justru di tengah keramaian liburan.
  • Memori tentang orang terdekat. Kesedihan yang mendalam tentu Anda rasakan kalau pada liburan tahun sebelumnya anggota keluarga Anda masih lengkap, namun di tahun ini sudah ada yang 'mendahului'. Kenangan demi kenangan akan terputar kembali dalam memori Anda dan itu bisa sangat menyedihkan dan menyesakkan. 
  • Perselisihan dan pertengkaran. Liburan bersama keluarga besar mungkin lebih menyenangkan, namun tidak selalu demikian. Setelah beberapa waktu bisa saja terjadi percakapan yang menegangkan, perselisihan, bahkan pertengkaran, dipicu oleh berbagai sebab, termasuk perbedaan pandangan politik. Semua ini tentu memunculkan kelelahan psikologis.
  • Gangguan tidur. Sayang sekali kalau menit demi menit pada saat liburan dilewatkan begitu saja, apalagi dengan tidur. Maka Anda berusaha berpartisipasi pada berbagai jadwal yang padat. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan gangguan tidur sehingga tingkat stres semakin memuncak.
  • Makan dan konsumsi alkohol berlebihan. Tak jarang orang beralih ke makanan dan alkohol ketika merasa sedih, begitu juga saat liburan. Anda mungkin mengatasi emosi negatif dengan makan berlebihan, juga mengkonsumsi alkohol lebih banyak. Kedua tindakan ini malah dapat memperkuat gejala-gejala depresi saat liburan.
  • Refleksi terhadap diri sendiri. Banyak orang merefleksikan kehidupan diri sendiri pada saat liburan, khususnya liburan akhir tahun. Pada saat-saat seperti ini sangat mungkin Anda malah mengingat kegagalan dan merasakan penyesalan sehingga muncul emosi-emosi negatif lainnya.
  • Menyimak media sosial. Sering kali media sosial 'mempertontonkan' kehidupan orang lain, terutama selebritis, yang dapat menyajikan sudut pandang yang sebenarnya keliru. Namun, Anda bisa terhanyut dengan segala informasi itu, membandingkan pencapaian, dan akhirnya frustrasi.
  • Perubahan rutinitas. Besar kemungkinan rutinitas Anda berubah saat liburan dan kondisi ini dapat menyebabkan pengabaian terhadap pola makan yang baik dan latihan fisik yang sebelumnya rutin Anda jalani.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun