Yesus juga dianiaya karena SAPAAN TENTANG KEBENARAN saat diadili di hadapan Imam Besar, "Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar mukaNya sambil berkata: 'Begitukah jawabMu kepada Imam Besar ?' Jawab Yesus kepadanya: 'Jikalau kataKu itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kataKu itu benar, mengapakah engkau menampar Aku ?'" (Yoh 18:22-23).
Atau, di banyak saat, waktu, dan kesempatan, Para Ahli Taurat dan Orang-orang Farisi begitu sinis bahkan marah, dan bersekongkol dengan orang banyak, dan akhirnya berhasil membunuh Yesus karena SAPAAN TENTANG KEBENARAN yang disabdakanNya seringkali terasa amat pahit bagi mereka. Â
Karena SAPAAN TENTANG KEBENARAN tak selalu manis, sering kali pahit, tak jarang pula semuanya diterima dengan cara, seperti kalimat yang dituturkan Norman Vincent Peale, "Manusia lebih senang hancur oleh sanjungan daripada terselamatkan oleh berbagai kritikan".
Pertanyaan reflektif, apakah aku mampu dengan keyakinan penuh memastikan bahwa aku tidak menjadi salah satu dari Penduduk Nazaret, atau tidak berperan sebagai penjaga di Istana Imam Besar, atau bahkan tidak tegak berdiri gagah di antara Ahli Taurat dan Orang Farisi, jika hidup di zaman Yesus, dan tetap dengan sabar penuh iman, mendengarkan SAPAAN TENTANG KEBENARAN yang keluar dari BibirNya, yang tak jarang pahit juga ?