"Permisi, mas-mas, mba-mba numpang ngamen," terdengar suara seorang pengamen yang datang dari ujung pintu di belakang gerbong diiringi dengan suara kecrekan yang digoyang-goyang menyeruak masuk ke dalam gerbong kereta yang sedang saya tumpangi. Setelah berbasa-basi sebentar, dia menyanyikan sebuah lagu dangdut yang sedang populer saat ini.
Saya melirikkan mata ke arah suara nyanyian. Tampak seorang pria yang berpakaian dan memakai riasan layaknya wanita sedang menggoyang-goyangkan badan meliuk-meliuk mengikuti nyanyian. Hanya sesaat tatapan ini saya arahkan padanya, kembali saya tundukkan kepala ini pada lantai kereta yang penuh dengan kotoran yang basah bercampur dengan debu dan sisa-sisa makanan penumpang. Kembali saya terpekur, hingga tak sadar datangnya sebuah bungkusan plastik yang disodorkan di depan muka. Tatapan saya kosong saat itu hingga terdengar suara teguran yang membuyarkan lamunan, membuat tersadar.