Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi Untuk Nenek

27 Januari 2011   06:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:09 5735 2
Duhai Puan… Tatapmu sejuk Senyumu lembut Lakumu halus Ketika aku kelaparan Kau beri aku makan Kau beri aku air Tak sedikitpun engkau meminta Ketika dunia begitu kejam Lembut rangkulmu menenangkanku Mendekapku dengan hangat Seakan aku ada di dunia lain Sayang, senja membawamu Meninggalkan temaram Meninggalkan semburat memerah Di ujung tangis mataku Duhai puan… Adakah puan lain selainmu Adakah bulan lain selainmu Adakah sayap lain selain sayapmu Puisi ini terilhami oleh sikap nenekku yang waktu menyiapkan makanan. Waktu itu Beliau duduk dihadapanku, melihatku makan tanpa beliau ikut makan, beliau tidak berkata-kata. Ketika selesai makan, beliau menyodorkan minuman dan tanpa sedikitpun berkata. Setelah aku minum beliau menyodorkan air ‘kobokan’ [air buat cuci tangan], dan tanpa kata-kata pula. Ternyata momen tersebut adalah momen terakhirku bertemu dengan beliau karena ketika ku pulang ke rumahnya, beliau ternyata sudah pulang ke haribaannya. Tulisan Lainnya.
Adakah Ma Eroh di DPR dan Pemerintahan?? Bunuh Diri Dapet Duit
Sholat Itu Tidak Perlu…
Betulkah Agama Itu Hanya Dongeng??
Ada yang Jual Otak Ga? Albert Einstein Mau Beli Tuh
Gara-gara Kotoran Kambing Jadi Kaya
Wisata ke Pantai Santolo Melalui Jalan Seribu Belokan
Gunung Sangga Buana yang Penuh Mistis

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun