[caption id="attachment_144657" align="alignleft" width="150" caption="Tim PSSI U23 (Suara Jakarta)"][/caption] Kekalahan 1-0 dari Malaysia yang memaksa Garuda Muda (PSSI-U23) bertemu tim tangguh Vietnam tersebut ternyata memberikan pelajaran sekaligus hikmah. Kekalahan dalam sebuah kompetisi itu sebuah "berkah" untuk menyadarkan kita. Tim Garuda Muda bukanlah "
unbeatable". Ini penting sekali agar manajer tim mengevaluasi dan me-
refresh berbagai masalah yang ada. Strategi, kerjasama, stamina, maupun mental bertanding dan hal-hal lainnya perlu dibenahi. Secara mental, jika kita "menang terus" dalam sebuah kompetisi ternyata kurang baik pada pertandingan menentukan terutama semi final atau final. Sejarah sepakbola dunia mencatat bahwa tim yang selalu menang di awal kompetisi pada umumnya menjadi pecundang di babak semi final atau final. Brasil, Belanda dan Argentina pernah merasakannya dalam berbagai Piala Dunia lalu. Lewat strategi, mental bertanding dan semangat juang yang tinggi akhirnya PSSI U23 berhasil menyingkirkan Vietnam di semi final SEA Games dengan skor meyakinkan, 2-0. Dua putra Papua, Patrich Wanggai dan Titus Bonai menjadi penentu langkah timnya ke final untuk menghadapi Malaysia kembali. Perlawanan ketat Vietnam kemarin malam cukup menguras stamina para pemain kita. Melawan Malaysia di final tentu memiliki nuansa dan dimensi yang unik. Betapa tidak, trauma kegagalan Piala AFF di mana Firman Utina dkk ditekuk oleh Malaysia di babak final lewat selisih gol. Kekalahan itu "akibat" tiga hal yaitu, mental juang yang
overestimate bahkan
overconfidence karena PSSI pernah menggunduli Malaysia di babak penyisihan grup. Lalu, mass media juga mem-
blow up tim dan pemainnya secara berlebihan dan kurang beretika. Bahkan beberapa media menjadikan pemain-pemain kita "
selebritas dadakan" sehingga mental dan konsentrasi bertanding mereka sudah berkurang. Berikutnya adalah perilaku politikus kita yang memang oportunis belaka. Pamor tim PSSI asuhan Alfred Riedl yang sedang naik daun tersebut dimanfaatkan sebagai "media promosi" kepentingan politik tertentu. Akhirnya antiklimaks dan kepiluan yang rakyat dapatkan bukan? Mohon dengan sangat atas pengalaman berharga tersebut maka rekan-rekan mass media untuk dapat menahan diri tidak menjadikan PSSI U23 sebagai pemanis berita secara berlebihan. Banyak tim berkualitas bahkan dijuluki
dream team oleh media dunia seperti Brasil pun hancur lebur di beberapa Piala Dunia terakhir. Kita belum Juara!. Trauma "
Malaysia Syndrome" masih menggores mental Garuda Muda. Mari tingkatkan motivasi dan semangat juang mereka tanpa harus "menjerumuskan" PSSI untuk kedua kalinya. Waspadai terkaman harimau Melayu itu Garudaku.
Perdana Wahyu Santosa
KEMBALI KE ARTIKEL