Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Memahami Value Investing

11 Januari 2010   10:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:31 666 0
By Perdana Wahyu Santosa Salah satu metode investasi yang populer sekaligus powerful dalam memberikan imbal hasil (return) yang tinggi dalam sejarah investasi dunia adalah Value Investing. Konsep investasi ini digagas Prof. Benjamin Graham. Salah satu value investor kaliber dunia adalah Warren Buffet yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia saat ini. Tentu saja para investor yang ingin menggunakan strategi investasi jangka panjang ini harus memahami teknik evaluasi terhadap nilai-nilai saham sesuai dengan karakter pasar modalnya. Pemahaman terhadap aspek fundamental menjadi kunci keberhasilan value investing ini. Namun ada baiknya kita memahami dahulu definisi dari value investing tersebut: Value investing is finding a stock that is selling at a discount to its intrinsic value or companies that the market has undervalued for some reason unrelated to its economic fundamentals. Dari definisi di atas, kata kuncinya adalah: discount to intrinsic value dan undervalued. Lalu apakah intrinsic value yang dimaksud? Bagaimana menjadi undervalued?. Intrinsic value adalah nilai wajar dan pantas dari saham yang diperdagangkan sedangkan undervalued merupakan kondisi harga yang berada di bawah intrinsic value-nya. Perbedaan antara intrinsic value dan nilai undervalued saham tersebut disebut discount namun dengan catatan nilai undervalued saham tersebut bukan karena masalah fundamental. Masalah utama strategi ini adalah kemampuan analisis kita dalam menentukan intrinsic value pada suatu saham sehingga kita mengetahui undervalued atau overvalued dibandingkan dengan harganya. Margin of Safety Merupakan ruang antara intrinsic value dengan nilai undervalued-nya yang menciptakan “safety” setara dengan discount-nya tersebut. Keuntungan yang kita peroleh didapat ketika harga terkoreksi kembali menuju nilai wajarnya yaitu sebesar margin of safety-nya. Hal ini menjadi sangat penting karena kesuksesan investing value terletak pada ketepatan memilih saham pada harga yang tepat pula. Tentunya kemampuan analisis dan riset fundamental dan disiplin menjadi penting. If you could not buy the stock at that price, you would pass. Rasio Finansial Beberapa rasio finansial yang penting diperhatikan dalam strategi ini adalah: • price to book ratios • price to sales ratios • price to earnings ratios • price to cash flow ratios Para value investor di BEI dapat melakukan benchmarking rasio-rasio tersebut dengan indeks yang diyakininya. Secara umum dapat digunakan IHSG, namun untuk tujuan yang lebih akurat dapat membandingkannya dengan LQ-45 atau BI-27 dimana saham yang akan dibeli masuk dalam komposisi indeks tersebut. Bahkan untuk lebih spesifik lagi dapat dibandingkan dengan sektor atau industrinya. Namun, value investing tidak semata-mata mencari saham undervalued yang terlalu murah karena masalah fundamental atau moral hazard manajemennya. Emiten jenis ini hanya akan menciptkan kesulitan dan kerugian bagi strategi value investing. One of the ways you can make sure the company is on solid footing is to look at its financial ratios and its link of them. Faktor lain yang sangat penting adalah debt ratio yang relatif rendah dan cash flow yang baik, tentunya. Pereusahaan yang mampu mengelola hutang dan cash flow-nya dengan baik dan wajar akan memberikan market value added yang tinggi di masa depan. Nilai debt ratio yang terlalu tinggi (>200%) akan membuat beban finansial jangka panjang, apalagi menggunakan fasilitas repo dan derivatif secara masif. Successful value investing depends on identifying a stock that is trading under the intrinsic value of the company and buying with a margin of safety in case you have misjudged the intrinsic value (Little, 2008). Pada umumnya hanya investor bijak yang dapat mengalahkan pasar. Salam investasi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun