Nggak AfdholJadi Penulis Kalau Nggak Kenal HTR (Helvy Tiana Rosa)
”Menuntut ilmu adalah ibadah....” (HR. Ibnu Abdil Barr)
Menjadi penulis adalah impian bagi semua orang yang ingin berjuang di jalan bil qalam sekaligus memiliki predikat mujahid pena. Tentu semuanya meinginkannya, bukan? Ingin hal itu tercapai pada setiap individu masing-masing yang mau berkiprah di dunia literasi dan menulis.
Halnya, aku! Entah, aku disebut penulis atau tidak namun hal itu tak penting! Karena bagiku hidup selalu berdampingan dengan buku dan membaca itu sudah kulakukan sejak aku masih duduk di bangku SD. Berseragam putih-merah saat itu. Walau kutahu aku tidak pernah dibelikan buku-buku bacaan oleh Ayah-Ibuku karena kondisi keuangan saat itu.
Tapi aku tak pernah menyerah dengan sikon seperti itu. Namun aku malah bergerak sendiri. Apa pun bentuk bacaannya pasti aku baca tak kecuali bungkus cabe kujadikan sasaran. Aku lahap semua jika itu berbentuk aksara. Hingga akhirnya aku saat ini mendapatkan manfaatnya. Bisa membaca dan menulis. Itu yang aku rasakan!
Lagi-lagi yang kutekankan maksud menulis di sini adalah bagaimana menulis yang baik dan sempurna sesuai EyD dan alur yang teratur untuk dituliskan ke dalam bentuk cerita atau kisah. Kalau soal perkara menulis tentu semua orang pun bisa menulis. Tapi bagaimana menulis yang baik dan sempurna sesuai EyD dan alur yang teratur untuk dituliskan ke dalam bentuk cerita atau kisah itu perlu dipelajari! Walau dalam hal ini aku harus banyak belajar, belajat dan belajar sekaligus mengikuti berbagai pelatihan, workshop maupun bergabung di komunitas penulisan. Itu yang aku lakukan.
Dan tak bisa dipungkiri. Dari sanalah aku mendapatkan ilmu tulis menulis dengan baik. Bukan asal nulis seperti orang bercurhat colongan maupun menumpahkan kegalauan sematatanpa manfaat dan guna. Itu yang aku tak inginkan. Karena apa yang aku tulis ingin bisa berguna dan bermanfaat bagi orang banyak tentunya dan pembaca tanpa melihat aku sebagai penulisnya! Itu yang tak aku inginkan. Dan itulah aku....
HTR (Helvy Tiana Rosa) dan FLP (Forum Lingkar Pena) yang mendunia itu
Begitulah kenyataannya. Apa yang dilakukan oleh Helvy Tiana Rosa a.k.a HTR tidak ada FLP jika Helvy Tiana Rosa tidak mendirikan forum komunitas ini sebagai penggagas dan pendirinya. Akhirnya pada tanggal, 22 Februari 1997 berdirilah Forum Lingkar Pena ini. Forum komunitas penulisan yang—menjadi ketuanya saat itu Helvy Tiana Rosa sendiri walau ada teman seperjuangannya seperti Muthmainnah dan adiknya Asma Nadia dalam mendirikan forum komunitas tersebut.
Hingga tanpa dinyana forum komunitas ini jadi fenomenal di tahun 1997 sebagai organisasi yang begitu realitif singkat tapi sudah memiliki berbagai cabang di hampir di nusantara dan manaca negara. Bisa merekrut anggota 5000 orangyang hampir 70% keanggotaannya berjenis kelamin perempuan saat itu. Tak salah jika ada anekdot bilang forum komunitas FLP sebagai Forum Lingkar Perempuan, dan itulah kenyataannya. Namun, toh laki-lakinya juga tidak sedikit yang mengikuti hingga menjadi anggotanya.
Tidak sampai di situ perjuangan HTR, Muthmainah dan Asma Nadia kini komunitas tersebut mendapatkan banyak pujian dari beberapa sastrawan, budayawan maupun surat kabar. Salah satunya dari penyair kondang, Taufik Ismail beliau berkata,” Forum Lingkar Pena sangat fenomenal . FLP adalah hadiah Tuhan untuk Indonesia.”
Lain hal dengan surat kabar Tempo berkomentar mengenal FLP,” Forum Lingkar Pena itu? Sebuah Pabrik Penulis Cerita.
Jadi tidak salahkan jika aku menuliskan tentang seorang Helvy Tiana Rosa yang aku rasakan dan pernah kualami terlebih mengenai karya-karyanya.