Satu persatu 50 penandatangan "Petisi 50" itu dilumpuhkan. Setidak-tidaknya dicabut hak-hak berkehidupan dan hak-hak sosial mereka. Tidak semuanya, tetapi para pentolannya yang punya nama besar perlahan tapi pasti dilumpuhkan, dipersonanongratakan. Sebut saja nasib yang menimpa Gubernur DKI Jakarta paling legendaris, Ali Sadikin.
KEMBALI KE ARTIKEL