Ternyata Desa Rangkat bukanlah desa yang sesungguhnya. Sebuah komunitas "Diskusi Elok Sarat Asah Asih Asuh Dalam Merangkai Kata" dimana para anggotanya atau biasa disebut warga desanya adalah para penulis atau orang-orang yang gemar menulis di Kompasiana.
Dari pos ronda yang terbuat dari anyaman bambu, pembicaraan pun berlanjut. Penulis sempat bertanya, apa yang ditawarkan oleh Desa Rangkat?. SEBUAH CINTA YANG SEDERHANA.
Wah menarik!. Sebuah komunitas yang dibangun atas dasar cinta. Bukan cinta-cintaan atau cinta yang direkayasa.
Cinta yang sederhana yang bagaimana?. Penulis terus gali dari pembicaraan santai sambil menyeruput kopi dan makan kripik khas Desa Rangkat.
Sederhana dan mudah. Itu yang dijunjung Desa Rangkat. Siapapun orangnya, tua maupun muda, penulis terkenal atau masih berproses menulis,dari berbagai macam profesi, guru,kepala sekolah,karyawan atau pengusaha semua boleh ikut. Tidak memandang latar belakang pendidikan atau agama apapun, Desa Rangkat telah mengejawantah menjadi miniatur ke-bhinekaan Indonesia.
Seperti melepas penat dari hiruk pikuknya kota. Desa asri yang berada dilembah gunung Naras(i), sawah-sawah yang hijau membentang, dibelah oleh sungai berair jernih. Penulispun sempat menyapa para warga desanya yang ramah,sopan dan tidak sombong. Diantara warganya saling memberi salam dan sapa, sebuah keakraban yang Indonesia sekali!, adat ketimuran yang hampir musnah.
Kami sudah seperti saudara atau lebih dari itu, kami adalah sebuah keluarga. Ya,keluarga yang dibangun dari cinta yang sederhana,cinta yang dilandasi ketulusan dan keikhlasan. Begitu pikir penulis setelah melanjutkan perbincangannya di Pos Ronda.
Sebuah persaudaraan dan kekeluargaan yang bukan hanya ada di dunia maya. Dalam usianya yang ke 2 tahun telah dirintis usaha-usaha mewujudkan persaudaraan dan kekeluargaan di dunia nyata.
Rintisan tersebut tidak sia-sia,aksi nyata mereka telah membuahkan sebuah "pojok baca Rangkat" semacam taman bacaan di daerah Tangerang.
Desa Rangkat telah menginspirasikan bahwa membuat sebuah buku bukanlah MIMPI. Sudah 2 buku di cetak,kumpulan cerpen atau cerita mini hasil keroyokan para anggotanya.
Siapa penulis yang tidak bangga jika hasil karya tulisnya di buku kan?. Desa Rangkat telah menjembatani cita-cita para penulis, khususnya para penulis pemula.
Pojok baca Rangkat dan 2 buah buku yang telah di cetak adalah hasil dari CINTA YANG SEDERHANA itu. Begitu jelas Pak Pongky, Ki Dalang dan Pak Bocing yang menemani penulis "ngopi".
"Wah, keripik sama kuenya jadi habis nih!." Kata penulis kepada mereka. "Terima kasih juga atas kopinya!."
Sebuah sambutan yang simpatik, penulis merasa disambut dengan ketulusan dan tangan terbuka.
Terima kasih Desa Rangkat,Kalian layak mendapat gelar komunitas yang terbaik.
Walaupun bukan di hati para juri tapi di hati kami para tamu yang berkunjung dan di hati para warga desanya, Desa Rangkat TETAP yang TERBAIK.
(Oleh-oleh Kompasianival 2012, 181112)